Senin, 15 Oktober 2012

Teknik Pencucian Peralatan Memasak..

Teknik pencucian yang benar akan memberikan hasil akhir
pencucian yang sehat dan aman. Oleh sebab itu, perlu diikuti tahapan tahapan pencucian sebagai berikut.

1) Scraping
Memisahkan segala kotoran dan sisa-sisa makanan yang
terdapat pada peralatan yang akan dicuci, seperti sisa makanan di atas piring, sendok, panci, dan lain-lain.

2) Flushing dan soaking
Mengguyur air di atas peralatan yang akan dicuci sehingga
bersih dari noda sisa seluruh permukaan peralatan. Perendaman(soaking) dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam sisa  makanan yang menempel atau mengeras, sehingga menjadi mudah untuk dibersihkan atau terlepas dari permukaan alat. Waktu perendaman tergantung dari kondisi peralatan. Penggunaan perendaman dengan air panas (60°C) akan lebih cepat daripada air dingin. Minimal waktu perendaman adalah 30 menit–60 menit.

3) Washing
Mencuci peralatan dengan cara menggosok dan melarutkan
sisa makanan dengan zat pencuci, seperti detergen cair atau
bubuk, yang mudah larut dalam air sehingga sedikit kemungkinan membekas pada alat yang dicuci. Pada tahap ini dapat digunakan sabut, tapas, atau zat penghilang bau yang dipergunakan, seperti abu gosok, arang, atau air jeruk nipis. Penggunaan sabun biasa sebaiknya harus dihindari, karena sabun biasa tidak dapat melarutkan lemak. Akibatnya, pembersihan lemak tidak sempurna dan kemungkinan bau.Sabun biasa agak sulit larut dalam air dan bila menempel diperalatan akan menimbulkan bekas (noda) bila peralatan sudah kering.
Pada tahap penggosokan ini perlu diperhatikan bagianbagian
peralatan yang perlu dibersihkan lebih cermat, yaitu:
a) Bagian peralatan yang terkena makanan (permukaan
tempat makanan).
b) Bagian peralatan yang kontak dengan tubuh (bibir gelas,
ujung sendok).
c) Bagian yang tidak rata (bergerigi, berukir, dan berpori).
 
4) Rinsing
Mencuci peralatan yang telah digosok detergen sampai
bersih dengan cara dibilas dengan air bersih. Pada tahap ini,
penggunaan air harus banyak, mengalir dan selalu bertukar.
Setiap alat yang dibersihkan dibilas dengan cara menggosok gosok dengan tangan atau sampai terasa kesat (tidak licin).
Pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air bertekanan yang
cukup sehingga dapat melarutkan sisa kotoran atau sisa bahan pencuci. Tekanan air yang digunakan dianjurkan dengan tekanan 15 psi (pound per square inches) atau tekanan air yang digunakan sama dengan 1,2 kg/cm2.
 
5) Sanitizing
Tindakan sanitasi untuk membebashamakan peralatan
setelah proses pencucian. Peralatan yang selesai dicuci perlu
dijamin aman dari mikroba dengan cara sanitasi atau dikenal
dengan desinfeksi.
Cara desinfeksi yang umum dilakukan ada beberapa
macam, yaitu:
a) rendam air panas 100ÂșC selama 2 menit,
b) larutkan chlor aktif (50 ppm),
c) udara panas (oven),
d) sinar ultra violet (sinar pagi 9.00–11.00) atau peralatan
elektrik yang menghasilkan sinar ultraviolet, dan
e) uap panas (steam) yang biasanya terdapat pada mesin cuci
piring (dishwashing machine).
 
6) Toweling
Mengeringkan dengan manggunakan kain atau handuk
(towel) dengan maksud menghilangkan sisa-sisa kotoran yang mungkin masih menempel sebagai akibat proses pencucian, seperti noda detergen, noda chlor.
Sebenarnya kalau proses pencucian berlangsung dengan
baik, maka noda-noda itu tidak boleh terjadi. Noda bisa terjadi pada mesin pencuci, yang sistem desinfeksinya sudah kurang tepat.
Prinsip penggunaan lap pada alat yang sudah dicuci bersih
sebenarnya tidak boleh karena akan terjadi pencemaran
sekunder (rekontaminasi). Toweling ini dapat digunakan dengan syarat bahwa towel yang digunakan harus steril serta seringdiganti untuk sejumlah penggunaan. Yang paling baik  adalah sekali pakai (single use). Towel yang sudah digunakan dicuci dan disterilkan sehingga benar-benar steril setiap akan digunakan.
Dalam pembersihan peralatan yang menggunakan tindakan
sanitasi kering (sinar atau oven), penggunaan towel sebaiknya tidak digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar